Kepedulian terhadap seorang teman yang sakit
Pendahuluan
Naskah drama ini ditulis oleh kami untuk ditampilkan ke depan
kelas dengan ditonton oleh teman – teman kami serta guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia disaat jam Kegiatan Belajar Mengajar. Sebelum itu, kami telah mencari
dan melakukan pendapat satu per satu di anggota – anggota kelompok kita. Masing
– masing anggota pun telah memberikan sebuah pendapatnya terkait judul drama
yang bagus dan menarik, di antara pendapat teman kami tentang permasalahan menentukan
judul drama yang bagus, ada salah satu anggota kami yang bernama Bintang Widia
Sandi Haryawan yang mempunyai pendapat terbaik
terhadap judul drama yakni “ Kepedulian terhadap seorang teman yang
sakit “
Judul tersebut kita pilh supaya teman – teman maupun guru kami
bisa menyimak isi maupun alur drama tersebut sehingga alur drama nya bisa
dipahami dengan sebaik – baiknya saat kelompok kita menampilkan hasil drama di
depan kelas. Kisah cerita drama ini yang
kami pilih dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari masyarakat tentang
perdulinya seseorang terhadap teman nya yang sedang sakit. Maka, dari pada itu
kami pun mengaharpakn naskah drama ini bisa dicontohkan oleh siapapun baik itu
dewasa, anak – anak dan lain – lain agar pesan moral yang terdapat di dalamnya
bisa langsung dimengerti oleh teman – teman kami di kelas ataupun diluar jam
sekolah.
Kami berharap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kami dapat
melihat isi maupun alur kisah drama ini dengan benar dan teliti serta menilai karya
kami menurut isi hatinya sendiri dengan tidak meminta pendapat orang lain
terhadap penilaian kelompok kita. Tidak hanya itu, drama kami pun bisa
dicontohkan di dalam kehidupan sehari – hari dengan tidak memiliki sifat yang
sombong maupun marah dengan siapapun.
Semoga drama kita ini bisa dipertontonkan dengan benar dan baik
di hadapan teman – teman kami serta guru kami pun bisa menilai praktik drama kita dengan teliti .
Kami pun berterima kasih kapada Ibu guru kami yang telah menyuruh dan
mendorong semangat masing – masing kelompok di Kelas kami untuk memproduksi
naskah drama supaya ditampilkan di depan kelas.
BABAK I
Adegan 1
Pada suatu hari yang cerah tepatnya di pagi hari, tiba – tiba
Sinta dikejutkan di dalam kelas ada sebuah surat izin sakit yang bernama Jaya.
Lalu dia membuka surat tersebut dan membacanya dengan perlahan – lahan , Jaya
tidak masuk sekolah dikarenakan sakit demam tinggi setelah dia meminta izin
kepada sekretaris kelas.
Sinta : “ Eh
ada surat apa itu? Sepertinya surat izin ya? Aku mau lihat dulu isi surat itu
dulu , boleh gak ? “ ( Rasa ingin tahu yang besar)
Sekretaris : “ Boleh
saja, Sin. “
Sinta : “
Makasih ya, Ya Tuhan rupanya ini surat sakit nya Jaya toh, aku tidak sama
sekali mengetahui kondisi nya Jaya saat ini , pantesan saja dia sudah lama
tidak sekolah karena sakit demam yang tinggi. Informasi ini perlu dikasih tahu
ke kawan – kawan. “ ( Merasa terkejut sambil Membaca surat dihadapan sekretaris
kelas )
Setelah pulang
sekolah tepatnya di siang hari, Sinta memberitahu teman – temannya terkait
kondisi Jaya yang sedang sakit demam tinggi. Oleh karena itu, Sinta mempunyai
inisiatif untuk menjenguk Jaya di rumahnya sebagai bentuk dari kehidupan
sosial. Dan juga pertanggung jawaban terhadap seorang teman yang sakit.
Sinta : “ Eh,
kawan – kawan. Ngomong - ngomong Jaya
sedang sakit demam loh, dia sudah lama tidak sekolah, apakah kalian setuju
untuk membesuknya di rumahnya ? “ ( Inisiatif yang benar )
Silva : “ Oh
ya, kalau aku setuju sih dengan pendapatmu. Tapi bagaimana dengan teman – teman
kita lainnya ? Apakah mereka menerima pendapat mu, Sinta ? “
\Rama : “ Ok,
teman. Saya setuju aja sih dengan pendapat mu. Dan kami sebaiknya membesuk Jaya
tepat waktu. “
Alex : “ Oh
ya, aku lupa tadi bahwasanya kita ke Rumah Jaya jangan lupa bawa makanan dan
minuman supaya dia melihat kita perduli terhadapnya. “
Johny : “ Kalau
aku boleh tahu, makanan dan minuman apa yang mau kita bawa ke Rumah Jaya ? “
Sinta : “ Apa
saja boleh. “
Adegan 2
Dari kelima teman –
teman itu, dua diantaranya yang tidak setuju untuk mengunjungi Jaya di Rumahnya
yakni Anna dan Dewi. Mereka berdua menganggap bahwa sakit demamnya Jaya tidak
penting dan mereka hanya berpikir tentang perilaku dari kehidupan mereka
sendiri. Anna dan Dewi pun tidak suka dengan pendapatnya Sinta terkait
kunjungan nya ke Rumah Jaya.
Sinta : “
Kalian berdua mau ikut membesuk Jaya gak di rumah nya besok pagi kalau gak ada
waktu ya.... besok – besoknya lagi. “ ( Mengajak nya dengan tindakan yang sopan
)
Anna : “ Oh,
kalau info gituan , gua sih orang nya gak terlalu tahu bahwa Si Jaya itu sedang
demam tinggi dan saya pun tidak berminat membesuk Jaya. Sampai Jumpa besok ! “
( Berperilaku seperti orang yang sombong )
Dewi : “ Oh
ya, keknya gua ini banyak pekerjaan di rumah. Saya menyatakan untuk tidak
mengunjungi Jaya di rumahnya. Maaf ya ! ( Menunjukkan sebuah muka benci kepada
mereka )
Adegan 3
Kemudian, Sinta
memberi tahu dan menanyakan langsung teman – temannya untuk sebuah pembicaraan
Anna dan Dewi yang tidak memberikan sebuah kesan yang terbaik untuk membesuk
temannya yakni Jaya.
Sinta : “
Mengapa kalian tidak ingin mau membesuk Jaya serta tidak bergabung dengan kita
semua ? Apakah kamu tidak merasa bersalah sudah tahu ada seorang teman yang
sakit kamu tidak mau sama sekali menjenguknya ? “ ( Berperilaku untuk membela
temannya yang sakit )
Rama : “ Ya,
itu benar apa yang dikatakan oleh Sinta. Seorang teman yang sedang sakit.
Mengapa kita tidak membesuknya ? “
Johny : “
Kalian itu harusnya bisa memahami kondisi nya Jaya sekarang. Bagaimana kalau
diantara kalian berdua, ada yang sakit seperti dia. Apakah ada seorant teman
yang tega tidak membesuk kalian ? Coba pikir dulu ! ( Bertindak dengan
bijaksana )
Anna : “
Namanya juga manusia, pasti ada sebuah waktu dimana dia bisa melihat kondisinya
dengan sendiri tanpa ada paksaan siapapun. Saya juga seperti Jaya dan lainnya
secara umum. “ ( Berperilaku seperti seorang pemarah )
Dewi : “ Sebenarnya, sakitnya Jaya itu buruk banget ?
apakah kita harus mengunjunginya besok pagi ? apakah tidak ada hari – hari
penting lainnya ? “ ( Berperilaku dengan wajah yang benci )
Sinta : “ Ya
gua tahu dengan kondisi kalian saat ini. Tapi , dipikir dulu dong Jaya itu
adalah teman sekolah kita sendiri . Jika tidak satupun diantara kita yang
sakit. Mari kita datanga untuk menjenguknya ! “ (
Berperilaku seperti orang
bijak )
Dewi dan Anna pun
melanjutkan berperilaku seperti seorang pesombong dan bukanlah seorang kawan
yang baik terhadap kepedulian Jaya.
Dewi : “ Ya,
tapi jika tidak ada waktu yang tepat. Itu bukanlah suatu kewajiban juga. “ (
Dengan wajah yang marah )
Alex ; “ Pada
waktu itu, kami sudah memberitahu apakah kamu menganggap bahwa Jaya adalah
penting. Yakinlah kamu punya waktu untuk membesuknya. “ ( Meyakinkan dengan
kata – kata yang baik kepada Anna dan Dewi )
Anna : “ Ok,
jika kamu katakan itu begitu mudah. Kalau begitu saya tidak akan membesuk Jaya
di Rumahnya. “ ( Sambil menjukkan tangannya kepada Alex )
Dewi : “ Ya,
saya setuju dengan pendapat Anna. Saya juga menganggap bahwa kondisi Jaya biasa
– biasa saja. “ ( Pergi meninggalkan Alex )
BABAK II
Adegan 1
Setelah beberapa
menit kemudian, datanglah Sinta dari jauh untuk menanggapi pernyataan Anna dan
Dewi. Sinta pun menganggap bahwa pernyataan dua temannya itu tidajk perduli
terhadap kondisi Jaya yang sedang sakit demam.
Sinta : “ Apa
maksudmu ? apa kalian tidak perduli terhadap kondisi Jaya? Itu hanya maksud
untuk membesuk Jaya saja. Mengapa kalian tidak punya waktu senggang untuk
temannya yang lagi sakit ? ( Dengan wajah yang kesal )
Setelah Sinta
berbicara dengan wajah yang sangat kesal kepada Anna dan Dewi, akhirnya Johny,
Sinta dan Silva meyakinkan Anna dan Dewi agar bergabung dengan mereka yang
dikaitkan dengan pertanggung jawaban kepada yang teman yang sedang sakit.
Johny : “ Ya,
itu benar. Apakah tidak ada sebuah momen penting untuk membesuk temannya yang
sakit..... dan kali ini harapan kita – kita ini tidak ingin berhasil ? Dan kalian
berpikir kembali dengan akal sehat, bukan hanya wacana saja. “
Anna : “
Hmmm..... saya tidak bisa memberikan sebuah jawaban yang pasti. “ ( Berperilaku
seperti orang sombong )
Silva : “
Loh, kamu jangan seperti orang yang angkuh gitu, Anna. Jaya itu teman sekolah
kita masa sih kita teganya tidak membesuk dia di rumahnya. “ ( Berbicara dengan
tegas )
Sinta : “
Bagaimana denganmu, Dewi ? apakah kau setuju , mau ikutan dengan kami ke
rumahnya Jaya. “
Dewi : “ Saya
malas. “ ( Menjawab dengan pernyataan yang ringan )
Silva : “ Loh
kamu berdua itu sama saja ya. Gak ada beda – bedanya ... coba kalian itu
berfikir dulu ! “
Anna : “ Ya,
gua kan udah ngomong berapa kali sama kalian semua, gua ini orang tetap gak
bisa datang, gak usah maksa- maksa kehendak hati orang sih. “ ( Menjawab dengan
pernyataan yang kesal )
Adegan 2
Sinta dan Alex sangat
bingung terhadap sikap Anna dan Dewi sehingga dia tidak bisa memahami perilaku
orang sombong seperti yang tertanam pada diri mereka.
Sinta : “
Malas ? apakah bisa kamu katakan malas, biasanya ? kamu tidak meras, kita punya
teman yang sakit. “ ( Berperilaku dengan bijak )
Anna : “ Ya,
saya rasa. Tapi itu tidak seperti saya harus melakukan apapun segalanya
untuknya. “
Dewi : “
Pendapat gua ya sama aja kek si Anna. Gua tetap dengan pendirian gua sendiri
bahwasanya gua itu tidak mau membesuk Jaya walaupun dia sakit demam tinggi
doang. “
Alex : “ Apa
? Enak saja kalian berbicara seperti itu. Kita ini teman satu sekolah bagaimana
sih kalau ada teman yang sedang sakit tidak dijenguk , kan tidak enak juga.
Walaupun kalian tidak mau besuk Jaya , ya sudah biarkan kami ini yang wajib
besuk Jaya di rumahnya. Itu saja kok repot. ! ( Berbicara dengan perkataan yang
lugas )
Setelah Sinta dan
Alex berbicara cukup panjang lebar, akhirnya Anna dan Dewi pun terdiam.
Kemudian dari pada itu, Sinta sepertinya berhasil meyakinkan hati mereka
sendiri dengan perkataan yang menyentuh hati mereka masing – masing.
Sinta : “
Apakah kamu tahu, apa yang memisahkan kita dengan makhluk yang lain ? Jika pada
akhirnya, itu sebuah bentuk fisik pada dasarnya ? “ ( Berbicara dengan
perkataan yang menyentuh hati mereka )
Anna dan Dewi merasa
perasaannya malu apa yang telah dikatakan oleh Sinta. Kemudian mereka menjawab
dengan pernyataan bersalah kepada teman – teman mereka.
Anna : “ Itu
sangat membeda – bedakan bagi setiap makhluknya. “
Dewi : “ Ya,
gua merasa bersalah pada kejadian yang menimpa diri gua ini. Gua tahu saat ini
, seorang teman yang sedang sakit harus dibesuk walaupun dengan kondisi apapun.
Mengapa Tuhan, engkau tidak memberikan pikiran yang terbaik pada diriku ?
Sinta : “
Bagaimana menurut kalian ? apakah perkataan ku tadi sudah menyentuh hati kalian
masing – masing belum ? “
Anna : “ Ya,
gua kali ini malu dengan hati gua sendiri. Maafkan diriku ini Sinta yang tidak
memperdulikkan kondisi s=teman kita yang sedang sakit. “ ( Berbicara dengan
perkataan yang malu )
Dewi : “ Ya,
kamu itu betul sekali Sinta. Kamu sudah bisa berbicara dengan perkataan yang
lembut dan sopan kepada kami – kami ini. Tapi kami berdua tetap saja tidak bisa
mendengarkan perkataan kalian semua. “ ( Merasa bersalah )
Anna : “ Ya,
aku juga sependapat dengamn perkataannya Dewi, Jaya adalah teman terbaik kami
sehingga saya harus membesuknya disebabkan dia sakit demam tinggi.”
Adegan 3
Setelah berbicara
cukup lama, tepatnya di Sore hari mereka sudah lama bersama – sama. Akhirnya Rama,
Johny dan Alex merasa senang pada semua perilaku baik itu Anna maupun Dewi
yaitu menyadari terhadap sifatnya.
Rama : “ Itu
merupakan sebuah tindakan yang menakjubkan bagi mereka semua. “ ( Berekspresi
dengan perkataan yang gembira )
Johny : “ Kau
benar, Rama. Mereka sudah bisa memahami kondisi dari Jaya yang sedang sakit
demam. “ ( Dengan wajah yang senang )
Alex : “ Ya,
mereka semua akhirnya luluh hatinya ketika dinasehati besar – besar an dengan
si Sinta itu. Semoga yang gua harapkan bisa terjadi dikemudian hari. Bukan pada
hari ini juga. “
Johny : “ Oke.
Saya akan bertemu kalian besok pagi di rumah Jaya. Semoga situasi menjadi lebih
baik dengan kedatangan kita semua. “
Alex : “ Ya,
gua juga berpikiran sama kek lo, John. Pokoknya Jaya jangan sama sekali melihat
perilaku kita – kita ini di rumahnya saat membesuk nanti kondisinya tambah
parah lagi. “
BABAK III
Adegan 1
Tepatnya, di pagi
hari yang cerah. Teman – teman Jaya pun membesuknya di Rumah Jaya untuk melihat
kondisinya ketika dia sakit demam tinggi. Kemudian, Jaya membuka pintu ketika
teman – teman datang ke rumahnya dan dia sangat terkejut akan kedatangan mereka
semua.
Teman Jaya : “
Assalamualaikum Jaya. “ ( Ketika mengetuk pintu rumah )
Jaya : “
Walaikumsalam, hai teman – teman. Bagaimana kabar kamu semuanya ? sudah lama
kau tidak bertemu kalian semua nya saat aku lagi demam tinggi ini. Mari duduk
semuanya ! “ ( Merasa terkejut )
Alex : “ Saya
baik. Bagaimana dengan kondisi mu sekarang ini ? apakah ada perubahan atau
tidak ? “
Anna : “ Saya
baik juga kok. Maaf ya Gua sama Dewi telah berdebat untuk kunjungan ke rumah mu
karena kamu hanya sakit demma saja. Makanya itu, aku dan Dewi berbicara cukup
lama kemarin.“
Dewi : “ Saya
juga telah membuat teman – teman kita marah dengan beberapa ungkapan maupun
perilaku buruk kita berdua ini, Jaya. “
Adegan 2
Setelah berbicara
cukup lama pada Jaya. Akhirnya Jaya dan kawan – kawan memaafkan kesalah yang
telah diperbuat oleh kedua teman nya ityu sendiri. Maka dari pada itu, disaat
mereka berbicara Rama pun memberikan sebuah makanan dan minuman terbaik untuk
kesembuhan Jaya sendiri yang telah dibawa olehnya dari rumah.
Jaya : “ Oh,
ya tidak apa - apa. Kalau permasalahan itu sih, gua maafkan kok. Gak mungkin
kalau ada yang bersalah tidak dimaafkan. Tapi sikap dari teman – teman kita
pastinya ada pertengkaran dan perdebatan satu sama lain.” ( Berbicara saat
duduk )
Alex : “ Tak
apa – apa. Jika ada teman – teman kita membuat kesalahan haruslah dimaafkan.
Jangan biarkan mereka dijauhkan dari persahabatan ! “
Rama : “ Saya
setuju dengan pendaptmu, Alex. Eh aku bawa makanan dan minuman untuk mu loh,
Jaya. Ini spesial untuk kesembuhan dirimu. Ide – ide kalian itu sangat
cemerlang sehingga perilaku temna – teman kita akan baik selurhnya. “ ( Selagi
memberikan makanan dan minuman kepada Jaya. “
Jaya : “
Waduh, ngerepotin saja Rama. Terima kasih banyak ya sudah bawa banyak makanan
dan minumannya. Saya setuju dengan idenya Rama. Jadi, persahabatan itu dengan
teman – teman kita harus baik dan hubungan yang aman selamanya. “
Johny : “ Betul
sekali itu, Jaya. Oleh karena itu, setiap perkataan dari kawan – kawan kita
haruslah diterima sedimikian rupa. Walaupun ada salah satu omongan yang tidak
disukai oleh siapapun. “
Jaya : “
Memang itu betul sekali. Kalau ada teman kita yang memberikan jawaban yang
tidak benar, sebaiknya kta menerima dengan lapang dada. Biarkan saja mereka
berbicara sampai keluar busa. “
Alex : “ Kau
benar sekali, Jaya. Dirimu memang kawan terbaik kita semua. Aku merasa
berhutang budi pada dirimu, aku heran orang seperti mu saja yang sedang sakit
masih saja memberikan nasehat terbaik kepada teman – temannya. Semoga Tuhan
memebrikan kesembuhan terbaik untuk dirimu. “ ( Dengan mata yang berkaca – kaca
)
Setelah Mereka semua
berbicara cukup lama. Akhirnya Sinta pun menjawab pertanyaan mereka dengan
soapn dan bijaksana. Sinta pun terkejut melihat kondisi Jaya yang sedang sakit
demam tinggi, dia bisa menasehati kawan – kawan nya.
Sinta : “ Aku
pun setuju dengan pendapat dan ide bagus kalian. Aku sangat terkejut dengan
kondisi mu ini, Jaya. Kau bisa – bisa an menasehati kita – kita ini dengan
perkataan yang menyentuh hati. “
Teman Jaya : “ Terima
kasih banyak ya, Jaya. Kami telah disambut dengan baik oleh dirimu di rumah. Semoga kau lekas sembuh. Kita
pulang dulu ya. Wassalamualaikum Wr. Wb. “
Jaya : “ Sama
– sama teman – teman ku. Hati – hati di jalan ya. Walaikumsalam Wr. Wb. “ (
Dengan wajah yang senang )
Di akhir cerita drama
ini, kelima anak lelaki dan ketiga anak perempuan itu berdebat cukup lama dan
melihat beberapa pernyataan buruk yang dilontarkan oleh kawan – kawan mereka
semuanya terkait dengan membesuk Jaya di rumahnya.
Sebaliknya, mereka terpaksa berbicara cukup
panjanng lebar untuk mencapai sebuah keputusan yang adil bagi teman mereka yang
sedang sakit.
Tapi dari masalah
tersebut, akhirnya mereka semua memberikan pernyataan yang tepat bagi diri
mereka masing – masing.
Dan kemudian dari
pada itu, mereka menunjukkan sebuah perilaku baik kepada jaya selagi
mengunjungi Rumah Jaya di pagi hari. Tidak hanya itu, Para anak – anak tersebut
juga jarang memberikan sebuah persatuan yang indah dan menyenangkan satu sama
lain.
Berdasarkan
permasalahan tersebut, sebuah persahabatan adalah pokok utama dari persatuan
dan kesatuan diantara mereka itu untuk mencapai sebuah keputusan sempurna agar
mampu membesuk teman mereka yang sedang sakit serta mempunyai rasa perduli yang
amat tinggi bagi sesama teman – teman.
Sinopsis Cerita
Kisah drama ini
dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari masyarakat pada umumnya supaya mereka
bisa mengerti bagaimana keadaan dan kondisi disaat ada salah satu manusia yang
sedang mengalami sakit apakah harus dijenguk atau tidak ? itu merupakan sebuah
jawaban yang rekayasa dan hanya omongan yang ringan dilihat dari covernya saja.
Oleh karena itu, akan disajikan sinopsis cerita ini sampai dengan babak
akhirnya.
Pada suatu hari yang cerah tepatnya di pagi hari, tiba – tiba
Sinta dikejutkan di dalam kelas ada sebuah surat izin sakit yang bernama Jaya.
Lalu dia membuka surat tersebut dan membacanya dengan perlahan – lahan , Jaya
tidak masuk sekolah dikarenakan sakit demam tinggi setelah dia meminta izin
kepada sekretaris kelas.
Setelah pulang sekolah tepatnya di siang hari, Sinta memberitahu
teman – temannya terkait kondisi Jaya yang sedang sakit demam tinggi. Oleh
karena itu, Sinta mempunyai inisiatif untuk menjenguk Jaya di rumahnya sebagai
bentuk dari kehidupan sosial. Dan juga pertanggung jawaban terhadap seorang
teman yang sakit.
Dari kelima teman –
teman itu, dua diantaranya yang tidak setuju untuk mengunjungi Jaya di Rumahnya
yakni Anna dan Dewi. Mereka berdua menganggap bahwa sakit demamnya Jaya tidak
penting dan mereka hanya berpikir tentang perilaku dari kehidupan mereka
sendiri. Anna dan Dewi pun tidak suka dengan pendapatnya Sinta terkait
kunjungan nya ke Rumah Jaya.
Kemudian, Sinta
memberi tahu dan menanyakan langsung teman – temannya untuk sebuah pembicaraan
Anna dan Dewi yang tidak memberikan sebuah kesan yang terbaik untuk membesuk
temannya yakni Jaya.
Setelah beberapa
menit kemudian, datanglah Sinta dari jauh untuk menanggapi pernyataan Anna dan
Dewi. Sinta pun menganggap bahwa pernyataan dua temannya itu tidajk perduli
terhadap kondisi Jaya yang sedang sakit demam.
Setelah Sinta
berbicara dengan wajah yang sangat kesal kepada Anna dan Dewi, akhirnya Johny,
Sinta dan Silva meyakinkan Anna dan Dewi agar bergabung dengan mereka yang
dikaitkan dengan pertanggung jawaban kepada yang teman yang sedang sakit.
Setelah berbicara
cukup lama, tepatnya di Sore hari mereka sudah lama bersama – sama. Akhirnya
Rama, Johny dan Alex merasa senang pada semua perilaku baik itu Anna maupun
Dewi yaitu menyadari terhadap sifatnya.
Tepatnya, di pagi
hari yang cerah. Teman – teman Jaya pun membesuknya di Rumah Jaya untuk melihat
kondisinya ketika dia sakit demam tinggi.
Setelah berbicara
cukup lama pada Jaya. Akhirnya Jaya dan kawan – kawan memaafkan kesalah yang
telah diperbuat oleh kedua teman nya ityu sendiri. Maka dari pada itu, disaat
mereka berbicara Rama pun memberikan sebuah makanan dan minuman terbaik untuk
kesembuhan Jaya sendiri yang telah dibawa olehnya dari rumah.
Setelah Mereka semua
berbicara cukup lama. Akhirnya Sinta pun menjawab pertanyaan mereka dengan
soapn dan bijaksana. Sinta pun terkejut melihat kondisi Jaya yang sedang sakit
demam tinggi, dia bisa menasehati kawan – kawan nya.
Di akhir cerita drama
ini, kelima anak lelaki dan ketiga anak perempuan itu berdebat cukup lama dan
melihat beberapa pernyataan buruk yang dilontarkan oleh kawan – kawan mereka
semuanya terkait dengan membesuk Jaya di rumahnya.
Sebaliknya, mereka terpaksa berbicara cukup
panjanng lebar untuk mencapai sebuah keputusan yang adil bagi teman mereka yang
sedang sakit.
Tapi dari masalah
tersebut, akhirnya mereka semua memberikan pernyataan yang tepat bagi diri
mereka masing – masing.
Dan kemudian dari
pada itu, mereka menunjukkan sebuah perilaku baik kepada jaya selagi
mengunjungi Rumah Jaya di pagi hari. Tidak hanya itu, Para anak – anak tersebut
juga jarang memberikan sebuah persatuan yang indah dan menyenangkan satu sama
lain.
Berdasarkan
permasalahan tersebut, sebuah persahabatan adalah pokok utama dari persatuan
dan kesatuan diantara mereka itu untuk mencapai sebuah keputusan sempurna agar
mampu membesuk teman mereka yang sedang sakit serta mempunyai rasa perduli yang
amat tinggi bagi sesama teman – teman.
No comments:
Post a Comment