Date and Time

Monday, October 14, 2019

Drama Kepedulian terhadap seorang teman yang sakit


Kepedulian terhadap seorang teman yang sakit


Pendahuluan

Naskah drama ini ditulis oleh kami untuk ditampilkan ke depan kelas dengan ditonton oleh teman – teman kami serta guru mata pelajaran Bahasa Indonesia disaat jam Kegiatan Belajar Mengajar. Sebelum itu, kami telah mencari dan melakukan pendapat satu per satu di anggota – anggota kelompok kita. Masing – masing anggota pun telah memberikan sebuah pendapatnya terkait judul drama yang bagus dan menarik, di antara pendapat teman kami tentang permasalahan menentukan judul drama yang bagus, ada salah satu anggota kami yang bernama Bintang Widia Sandi Haryawan yang mempunyai pendapat terbaik  terhadap judul drama yakni “ Kepedulian terhadap seorang teman yang sakit “
Judul tersebut kita pilh supaya teman – teman maupun guru kami bisa menyimak isi maupun alur drama tersebut sehingga alur drama nya bisa dipahami dengan sebaik – baiknya saat kelompok kita menampilkan hasil drama di depan kelas.  Kisah cerita drama ini yang kami pilih dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari masyarakat tentang perdulinya seseorang terhadap teman nya yang sedang sakit. Maka, dari pada itu kami pun mengaharpakn naskah drama ini bisa dicontohkan oleh siapapun baik itu dewasa, anak – anak dan lain – lain agar pesan moral yang terdapat di dalamnya bisa langsung dimengerti oleh teman – teman kami di kelas ataupun diluar jam sekolah.
Kami berharap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kami dapat melihat isi maupun alur kisah drama ini dengan benar dan teliti serta menilai karya kami menurut isi hatinya sendiri dengan tidak meminta pendapat orang lain terhadap penilaian kelompok kita. Tidak hanya itu, drama kami pun bisa dicontohkan di dalam kehidupan sehari – hari dengan tidak memiliki sifat yang sombong maupun marah dengan siapapun.

Semoga drama kita ini bisa dipertontonkan dengan benar dan baik di hadapan teman – teman kami serta guru kami pun bisa  menilai praktik drama kita dengan teliti . Kami pun berterima kasih kapada Ibu guru kami yang telah menyuruh dan mendorong semangat masing – masing kelompok di Kelas kami untuk memproduksi naskah drama supaya ditampilkan di depan kelas.


BABAK I



Adegan 1
Pada suatu hari yang cerah tepatnya di pagi hari, tiba – tiba Sinta dikejutkan di dalam kelas ada sebuah surat izin sakit yang bernama Jaya. Lalu dia membuka surat tersebut dan membacanya dengan perlahan – lahan , Jaya tidak masuk sekolah dikarenakan sakit demam tinggi setelah dia meminta izin kepada sekretaris kelas.

Sinta              : “ Eh ada surat apa itu? Sepertinya surat izin ya? Aku mau lihat dulu isi surat itu dulu , boleh gak ? “ ( Rasa ingin tahu yang besar)
Sekretaris    : “ Boleh saja, Sin. “
Sinta              : “ Makasih ya, Ya Tuhan rupanya ini surat sakit nya Jaya toh, aku tidak sama sekali mengetahui kondisi nya Jaya saat ini , pantesan saja dia sudah lama tidak sekolah karena sakit demam yang tinggi. Informasi ini perlu dikasih tahu ke kawan – kawan. “ ( Merasa terkejut sambil Membaca surat dihadapan sekretaris kelas )

Setelah pulang sekolah tepatnya di siang hari, Sinta memberitahu teman – temannya terkait kondisi Jaya yang sedang sakit demam tinggi. Oleh karena itu, Sinta mempunyai inisiatif untuk menjenguk Jaya di rumahnya sebagai bentuk dari kehidupan sosial. Dan juga pertanggung jawaban terhadap seorang teman yang sakit.

Sinta              : “ Eh, kawan – kawan. Ngomong -  ngomong Jaya sedang sakit demam loh, dia sudah lama tidak sekolah, apakah kalian setuju untuk membesuknya di rumahnya ? “ ( Inisiatif yang benar )
Silva               : “ Oh ya, kalau aku setuju sih dengan pendapatmu. Tapi bagaimana dengan teman – teman kita lainnya ? Apakah mereka menerima pendapat mu, Sinta ? “
\Rama            : “ Ok, teman. Saya setuju aja sih dengan pendapat mu. Dan kami sebaiknya membesuk Jaya tepat waktu. “
Alex               : “ Oh ya, aku lupa tadi bahwasanya kita ke Rumah Jaya jangan lupa bawa makanan dan minuman supaya dia melihat kita perduli terhadapnya. “
Johny             : “ Kalau aku boleh tahu, makanan dan minuman apa yang mau kita bawa ke Rumah Jaya ? “
Sinta              : “ Apa saja boleh. “

Adegan 2
Dari kelima teman – teman itu, dua diantaranya yang tidak setuju untuk mengunjungi Jaya di Rumahnya yakni Anna dan Dewi. Mereka berdua menganggap bahwa sakit demamnya Jaya tidak penting dan mereka hanya berpikir tentang perilaku dari kehidupan mereka sendiri. Anna dan Dewi pun tidak suka dengan pendapatnya Sinta terkait kunjungan nya ke Rumah Jaya.

Sinta              : “ Kalian berdua mau ikut membesuk Jaya gak di rumah nya besok pagi kalau gak ada waktu ya.... besok – besoknya lagi. “ ( Mengajak nya dengan tindakan yang sopan )
Anna              : “ Oh, kalau info gituan , gua sih orang nya gak terlalu tahu bahwa Si Jaya itu sedang demam tinggi dan saya pun tidak berminat membesuk Jaya. Sampai Jumpa besok ! “ ( Berperilaku seperti orang yang sombong )
Dewi               : “ Oh ya, keknya gua ini banyak pekerjaan di rumah. Saya menyatakan untuk tidak mengunjungi Jaya di rumahnya. Maaf ya ! ( Menunjukkan sebuah muka benci kepada mereka )

Adegan 3
Kemudian, Sinta memberi tahu dan menanyakan langsung teman – temannya untuk sebuah pembicaraan Anna dan Dewi yang tidak memberikan sebuah kesan yang terbaik untuk membesuk temannya yakni Jaya.

Sinta              : “ Mengapa kalian tidak ingin mau membesuk Jaya serta tidak bergabung dengan kita semua ? Apakah kamu tidak merasa bersalah sudah tahu ada seorang teman yang sakit kamu tidak mau sama sekali menjenguknya ? “ ( Berperilaku untuk membela temannya yang sakit )
Rama             : “ Ya, itu benar apa yang dikatakan oleh Sinta. Seorang teman yang sedang sakit. Mengapa kita tidak membesuknya ? “
Johny             : “ Kalian itu harusnya bisa memahami kondisi nya Jaya sekarang. Bagaimana kalau diantara kalian berdua, ada yang sakit seperti dia. Apakah ada seorant teman yang tega tidak membesuk kalian ? Coba pikir dulu ! ( Bertindak dengan bijaksana )
Anna              : “ Namanya juga manusia, pasti ada sebuah waktu dimana dia bisa melihat kondisinya dengan sendiri tanpa ada paksaan siapapun. Saya juga seperti Jaya dan lainnya secara umum. “ ( Berperilaku seperti seorang pemarah )
Dewi               : “  Sebenarnya, sakitnya Jaya itu buruk banget ? apakah kita harus mengunjunginya besok pagi ? apakah tidak ada hari – hari penting lainnya ? “ ( Berperilaku dengan wajah yang benci )
Sinta              : “ Ya gua tahu dengan kondisi kalian saat ini. Tapi , dipikir dulu dong Jaya itu adalah teman sekolah kita sendiri . Jika tidak satupun diantara kita yang sakit. Mari kita datanga untuk menjenguknya ! “ ( 
Berperilaku seperti orang bijak )

Dewi dan Anna pun melanjutkan berperilaku seperti seorang pesombong dan bukanlah seorang kawan yang baik terhadap kepedulian Jaya.

Dewi              : “ Ya, tapi jika tidak ada waktu yang tepat. Itu bukanlah suatu kewajiban juga. “ ( Dengan wajah yang marah )
Alex               ; “ Pada waktu itu, kami sudah memberitahu apakah kamu menganggap bahwa Jaya adalah penting. Yakinlah kamu punya waktu untuk membesuknya. “ ( Meyakinkan dengan kata – kata yang baik kepada Anna dan Dewi )
Anna              : “ Ok, jika kamu katakan itu begitu mudah. Kalau begitu saya tidak akan membesuk Jaya di Rumahnya. “ ( Sambil menjukkan tangannya kepada Alex )
Dewi               : “ Ya, saya setuju dengan pendapat Anna. Saya juga menganggap bahwa kondisi Jaya biasa – biasa saja. “ ( Pergi meninggalkan Alex )



BABAK II


Adegan 1
Setelah beberapa menit kemudian, datanglah Sinta dari jauh untuk menanggapi pernyataan Anna dan Dewi. Sinta pun menganggap bahwa pernyataan dua temannya itu tidajk perduli terhadap kondisi Jaya yang sedang sakit demam.

Sinta              : “ Apa maksudmu ? apa kalian tidak perduli terhadap kondisi Jaya? Itu hanya maksud untuk membesuk Jaya saja. Mengapa kalian tidak punya waktu senggang untuk temannya yang lagi sakit ? ( Dengan wajah yang kesal )
Setelah Sinta berbicara dengan wajah yang sangat kesal kepada Anna dan Dewi, akhirnya Johny, Sinta dan Silva meyakinkan Anna dan Dewi agar bergabung dengan mereka yang dikaitkan dengan pertanggung jawaban kepada yang teman yang sedang sakit.

Johny             : “ Ya, itu benar. Apakah tidak ada sebuah momen penting untuk membesuk temannya yang sakit..... dan kali ini harapan kita – kita ini tidak ingin berhasil ? Dan kalian berpikir kembali dengan akal sehat, bukan hanya wacana saja. “
Anna              : “ Hmmm..... saya tidak bisa memberikan sebuah jawaban yang pasti. “ ( Berperilaku seperti orang sombong )
Silva               : “ Loh, kamu jangan seperti orang yang angkuh gitu, Anna. Jaya itu teman sekolah kita masa sih kita teganya tidak membesuk dia di rumahnya. “ ( Berbicara dengan tegas )
Sinta              : “ Bagaimana denganmu, Dewi ? apakah kau setuju , mau ikutan dengan kami ke rumahnya Jaya. “
Dewi               : “ Saya malas. “ ( Menjawab dengan pernyataan yang ringan )
Silva               : “ Loh kamu berdua itu sama saja ya. Gak ada beda – bedanya ... coba kalian itu berfikir dulu ! “
Anna              : “ Ya, gua kan udah ngomong berapa kali sama kalian semua, gua ini orang tetap gak bisa datang, gak usah maksa- maksa kehendak hati orang sih. “ ( Menjawab dengan pernyataan yang kesal )

Adegan 2
Sinta dan Alex sangat bingung terhadap sikap Anna dan Dewi sehingga dia tidak bisa memahami perilaku orang sombong seperti yang tertanam pada diri mereka.

Sinta              : “ Malas ? apakah bisa kamu katakan malas, biasanya ? kamu tidak meras, kita punya teman yang sakit. “ ( Berperilaku dengan bijak )
Anna              : “ Ya, saya rasa. Tapi itu tidak seperti saya harus melakukan apapun segalanya untuknya. “
Dewi               : “ Pendapat gua ya sama aja kek si Anna. Gua tetap dengan pendirian gua sendiri bahwasanya gua itu tidak mau membesuk Jaya walaupun dia sakit demam tinggi doang. “
Alex               : “ Apa ? Enak saja kalian berbicara seperti itu. Kita ini teman satu sekolah bagaimana sih kalau ada teman yang sedang sakit tidak dijenguk , kan tidak enak juga. Walaupun kalian tidak mau besuk Jaya , ya sudah biarkan kami ini yang wajib besuk Jaya di rumahnya. Itu saja kok repot. ! ( Berbicara dengan perkataan yang lugas )

Setelah Sinta dan Alex berbicara cukup panjang lebar, akhirnya Anna dan Dewi pun terdiam. Kemudian dari pada itu, Sinta sepertinya berhasil meyakinkan hati mereka sendiri dengan perkataan yang menyentuh hati mereka masing – masing.

Sinta              : “ Apakah kamu tahu, apa yang memisahkan kita dengan makhluk yang lain ? Jika pada akhirnya, itu sebuah bentuk fisik pada dasarnya ? “ ( Berbicara dengan perkataan yang menyentuh hati mereka )

Anna dan Dewi merasa perasaannya malu apa yang telah dikatakan oleh Sinta. Kemudian mereka menjawab dengan pernyataan bersalah kepada teman – teman mereka.
Anna              : “ Itu sangat membeda – bedakan bagi setiap makhluknya. “
Dewi               : “ Ya, gua merasa bersalah pada kejadian yang menimpa diri gua ini. Gua tahu saat ini , seorang teman yang sedang sakit harus dibesuk walaupun dengan kondisi apapun. Mengapa Tuhan, engkau tidak memberikan pikiran yang terbaik pada diriku ?
Sinta              : “ Bagaimana menurut kalian ? apakah perkataan ku tadi sudah menyentuh hati kalian masing – masing belum ? “
Anna              : “ Ya, gua kali ini malu dengan hati gua sendiri. Maafkan diriku ini Sinta yang tidak memperdulikkan kondisi s=teman kita yang sedang sakit. “ ( Berbicara dengan perkataan yang malu )
Dewi               : “ Ya, kamu itu betul sekali Sinta. Kamu sudah bisa berbicara dengan perkataan yang lembut dan sopan kepada kami – kami ini. Tapi kami berdua tetap saja tidak bisa mendengarkan perkataan kalian semua. “ ( Merasa bersalah )
Anna              : “ Ya, aku juga sependapat dengamn perkataannya Dewi, Jaya adalah teman terbaik kami sehingga saya harus membesuknya disebabkan dia sakit demam tinggi.”


Adegan 3
Setelah berbicara cukup lama, tepatnya di Sore hari mereka sudah lama bersama – sama. Akhirnya Rama, Johny dan Alex merasa senang pada semua perilaku baik itu Anna maupun Dewi yaitu menyadari terhadap sifatnya.
Rama             : “ Itu merupakan sebuah tindakan yang menakjubkan bagi mereka semua. “ ( Berekspresi dengan perkataan yang gembira )
Johny             : “ Kau benar, Rama. Mereka sudah bisa memahami kondisi dari Jaya yang sedang sakit demam. “ ( Dengan wajah yang senang )
Alex               : “ Ya, mereka semua akhirnya luluh hatinya ketika dinasehati besar – besar an dengan si Sinta itu. Semoga yang gua harapkan bisa terjadi dikemudian hari. Bukan pada hari ini juga. “
Johny             : “ Oke. Saya akan bertemu kalian besok pagi di rumah Jaya. Semoga situasi menjadi lebih baik dengan kedatangan kita semua. “
Alex               : “ Ya, gua juga berpikiran sama kek lo, John. Pokoknya Jaya jangan sama sekali melihat perilaku kita – kita ini di rumahnya saat membesuk nanti kondisinya tambah parah lagi. “


BABAK III


Adegan 1
Tepatnya, di pagi hari yang cerah. Teman – teman Jaya pun membesuknya di Rumah Jaya untuk melihat kondisinya ketika dia sakit demam tinggi. Kemudian, Jaya membuka pintu ketika teman – teman datang ke rumahnya dan dia sangat terkejut akan kedatangan mereka semua.

Teman Jaya      : “ Assalamualaikum Jaya. “ ( Ketika mengetuk pintu rumah )
Jaya               : “ Walaikumsalam, hai teman – teman. Bagaimana kabar kamu semuanya ? sudah lama kau tidak bertemu kalian semua nya saat aku lagi demam tinggi ini. Mari duduk semuanya ! “ ( Merasa terkejut )
Alex               : “ Saya baik. Bagaimana dengan kondisi mu sekarang ini ? apakah ada perubahan atau tidak ? “
Anna              : “ Saya baik juga kok. Maaf ya Gua sama Dewi telah berdebat untuk kunjungan ke rumah mu karena kamu hanya sakit demma saja. Makanya itu, aku dan Dewi berbicara cukup lama kemarin.“
Dewi               : “ Saya juga telah membuat teman – teman kita marah dengan beberapa ungkapan maupun perilaku buruk kita berdua ini, Jaya. “


Adegan 2
Setelah berbicara cukup lama pada Jaya. Akhirnya Jaya dan kawan – kawan memaafkan kesalah yang telah diperbuat oleh kedua teman nya ityu sendiri. Maka dari pada itu, disaat mereka berbicara Rama pun memberikan sebuah makanan dan minuman terbaik untuk kesembuhan Jaya sendiri yang telah dibawa olehnya dari rumah.

Jaya               : “ Oh, ya tidak apa - apa. Kalau permasalahan itu sih, gua maafkan kok. Gak mungkin kalau ada yang bersalah tidak dimaafkan. Tapi sikap dari teman – teman kita pastinya ada pertengkaran dan perdebatan satu sama lain.” ( Berbicara saat duduk )
Alex               : “ Tak apa – apa. Jika ada teman – teman kita membuat kesalahan haruslah dimaafkan. Jangan biarkan mereka dijauhkan dari persahabatan ! “
Rama             : “ Saya setuju dengan pendaptmu, Alex. Eh aku bawa makanan dan minuman untuk mu loh, Jaya. Ini spesial untuk kesembuhan dirimu. Ide – ide kalian itu sangat cemerlang sehingga perilaku temna – teman kita akan baik selurhnya. “ ( Selagi memberikan makanan dan minuman kepada Jaya. “
Jaya               : “ Waduh, ngerepotin saja Rama. Terima kasih banyak ya sudah bawa banyak makanan dan minumannya. Saya setuju dengan idenya Rama. Jadi, persahabatan itu dengan teman – teman kita harus baik dan hubungan yang aman selamanya. “
Johny             : “ Betul sekali itu, Jaya. Oleh karena itu, setiap perkataan dari kawan – kawan kita haruslah diterima sedimikian rupa. Walaupun ada salah satu omongan yang tidak disukai oleh siapapun. “
Jaya               : “ Memang itu betul sekali. Kalau ada teman kita yang memberikan jawaban yang tidak benar, sebaiknya kta menerima dengan lapang dada. Biarkan saja mereka berbicara sampai keluar busa. “
Alex               : “ Kau benar sekali, Jaya. Dirimu memang kawan terbaik kita semua. Aku merasa berhutang budi pada dirimu, aku heran orang seperti mu saja yang sedang sakit masih saja memberikan nasehat terbaik kepada teman – temannya. Semoga Tuhan memebrikan kesembuhan terbaik untuk dirimu. “ ( Dengan mata yang berkaca – kaca )

Setelah Mereka semua berbicara cukup lama. Akhirnya Sinta pun menjawab pertanyaan mereka dengan soapn dan bijaksana. Sinta pun terkejut melihat kondisi Jaya yang sedang sakit demam tinggi, dia bisa menasehati kawan – kawan nya.

Sinta              : “ Aku pun setuju dengan pendapat dan ide bagus kalian. Aku sangat terkejut dengan kondisi mu ini, Jaya. Kau bisa – bisa an menasehati kita – kita ini dengan perkataan yang menyentuh hati. “
Teman Jaya      : “ Terima kasih banyak ya, Jaya. Kami telah disambut dengan baik oleh dirimu  di rumah. Semoga kau lekas sembuh. Kita pulang dulu ya. Wassalamualaikum Wr. Wb. “
Jaya               : “ Sama – sama teman – teman ku. Hati – hati di jalan ya. Walaikumsalam Wr. Wb. “ ( Dengan wajah yang senang )

Di akhir cerita drama ini, kelima anak lelaki dan ketiga anak perempuan itu berdebat cukup lama dan melihat beberapa pernyataan buruk yang dilontarkan oleh kawan – kawan mereka semuanya terkait dengan membesuk Jaya di rumahnya.
 Sebaliknya, mereka terpaksa berbicara cukup panjanng lebar untuk mencapai sebuah keputusan yang adil bagi teman mereka yang sedang sakit.
Tapi dari masalah tersebut, akhirnya mereka semua memberikan pernyataan yang tepat bagi diri mereka masing – masing.
Dan kemudian dari pada itu, mereka menunjukkan sebuah perilaku baik kepada jaya selagi mengunjungi Rumah Jaya di pagi hari. Tidak hanya itu, Para anak – anak tersebut juga jarang memberikan sebuah persatuan yang indah dan menyenangkan satu sama lain.
Berdasarkan permasalahan tersebut, sebuah persahabatan adalah pokok utama dari persatuan dan kesatuan diantara mereka itu untuk mencapai sebuah keputusan sempurna agar mampu membesuk teman mereka yang sedang sakit serta mempunyai rasa perduli yang amat tinggi bagi sesama teman – teman.


Sinopsis Cerita
Kisah drama ini dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari masyarakat pada umumnya supaya mereka bisa mengerti bagaimana keadaan dan kondisi disaat ada salah satu manusia yang sedang mengalami sakit apakah harus dijenguk atau tidak ? itu merupakan sebuah jawaban yang rekayasa dan hanya omongan yang ringan dilihat dari covernya saja. Oleh karena itu, akan disajikan sinopsis cerita ini sampai dengan babak akhirnya.
Pada suatu hari yang cerah tepatnya di pagi hari, tiba – tiba Sinta dikejutkan di dalam kelas ada sebuah surat izin sakit yang bernama Jaya. Lalu dia membuka surat tersebut dan membacanya dengan perlahan – lahan , Jaya tidak masuk sekolah dikarenakan sakit demam tinggi setelah dia meminta izin kepada sekretaris kelas.
Setelah pulang sekolah tepatnya di siang hari, Sinta memberitahu teman – temannya terkait kondisi Jaya yang sedang sakit demam tinggi. Oleh karena itu, Sinta mempunyai inisiatif untuk menjenguk Jaya di rumahnya sebagai bentuk dari kehidupan sosial. Dan juga pertanggung jawaban terhadap seorang teman yang sakit.
Dari kelima teman – teman itu, dua diantaranya yang tidak setuju untuk mengunjungi Jaya di Rumahnya yakni Anna dan Dewi. Mereka berdua menganggap bahwa sakit demamnya Jaya tidak penting dan mereka hanya berpikir tentang perilaku dari kehidupan mereka sendiri. Anna dan Dewi pun tidak suka dengan pendapatnya Sinta terkait kunjungan nya ke Rumah Jaya.
Kemudian, Sinta memberi tahu dan menanyakan langsung teman – temannya untuk sebuah pembicaraan Anna dan Dewi yang tidak memberikan sebuah kesan yang terbaik untuk membesuk temannya yakni Jaya.
Setelah beberapa menit kemudian, datanglah Sinta dari jauh untuk menanggapi pernyataan Anna dan Dewi. Sinta pun menganggap bahwa pernyataan dua temannya itu tidajk perduli terhadap kondisi Jaya yang sedang sakit demam.
Setelah Sinta berbicara dengan wajah yang sangat kesal kepada Anna dan Dewi, akhirnya Johny, Sinta dan Silva meyakinkan Anna dan Dewi agar bergabung dengan mereka yang dikaitkan dengan pertanggung jawaban kepada yang teman yang sedang sakit.
Setelah berbicara cukup lama, tepatnya di Sore hari mereka sudah lama bersama – sama. Akhirnya Rama, Johny dan Alex merasa senang pada semua perilaku baik itu Anna maupun Dewi yaitu menyadari terhadap sifatnya.
Tepatnya, di pagi hari yang cerah. Teman – teman Jaya pun membesuknya di Rumah Jaya untuk melihat kondisinya ketika dia sakit demam tinggi.
Setelah berbicara cukup lama pada Jaya. Akhirnya Jaya dan kawan – kawan memaafkan kesalah yang telah diperbuat oleh kedua teman nya ityu sendiri. Maka dari pada itu, disaat mereka berbicara Rama pun memberikan sebuah makanan dan minuman terbaik untuk kesembuhan Jaya sendiri yang telah dibawa olehnya dari rumah.
Setelah Mereka semua berbicara cukup lama. Akhirnya Sinta pun menjawab pertanyaan mereka dengan soapn dan bijaksana. Sinta pun terkejut melihat kondisi Jaya yang sedang sakit demam tinggi, dia bisa menasehati kawan – kawan nya.
Di akhir cerita drama ini, kelima anak lelaki dan ketiga anak perempuan itu berdebat cukup lama dan melihat beberapa pernyataan buruk yang dilontarkan oleh kawan – kawan mereka semuanya terkait dengan membesuk Jaya di rumahnya.
 Sebaliknya, mereka terpaksa berbicara cukup panjanng lebar untuk mencapai sebuah keputusan yang adil bagi teman mereka yang sedang sakit.
Tapi dari masalah tersebut, akhirnya mereka semua memberikan pernyataan yang tepat bagi diri mereka masing – masing.
Dan kemudian dari pada itu, mereka menunjukkan sebuah perilaku baik kepada jaya selagi mengunjungi Rumah Jaya di pagi hari. Tidak hanya itu, Para anak – anak tersebut juga jarang memberikan sebuah persatuan yang indah dan menyenangkan satu sama lain.
Berdasarkan permasalahan tersebut, sebuah persahabatan adalah pokok utama dari persatuan dan kesatuan diantara mereka itu untuk mencapai sebuah keputusan sempurna agar mampu membesuk teman mereka yang sedang sakit serta mempunyai rasa perduli yang amat tinggi bagi sesama teman – teman.


No comments:

Post a Comment

Tugas Membuat Tinjauan Pustaka

    Tugas Membuat  Tinjauan Pustaka.     Penulis Nama                             :  Bintang Widia Sandi Haryawan NPM                       ...