BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan yang terjadi bukan saja berhubungan dengan lingkungan fisik, tetapi juga dengan budaya manusia. Hubungan erat antara manusia dan lingkungan kehidupan fisiknya itulah yang melahirkan budaya manusia. Budaya lahir karena kemampuan manusia mensiasati lingkungan hidupnya agar tetap layak untuk ditinggali waktu demi waktu. Kebudayaan dipandang sebagai manifestasi kehidupan setiap orang atau kelompok orang yang selalu mengubah alam.
Kebudayaan merupakan usaha manusia,
perjuangan setiap orang atau kelompok dalam menentukan hari depannya.
Kebudayaan merupakan aktivitas yang dapat diarahkan dan direncanakan. Oleh
sebab itu dituntut adanya kemampuan, kreativitas, dan penemuan-penemuan baru.
Manusia tidak hanya membiarkan diri dalam
kehidupan lama melainkan dituntut mencari jalan baru dalam mencapai kehidupan
yang lebih manusiawi. Dasar dan arah yang dituju dalam perencanaan kebudayaan
adalah manusia sendiri sehingga humanisasi menjadi kerangka dasar dalam
strategi kebudayaan.
Kelompok kami membahas mengenai
kearifan lokal Propinsi Kepulauan Bangka Belitung di latar belakangi oleh
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari beribu pulau,budaya,suku
bangsa, bahasa, adat istiadat serta terdiri dari beberapa agama.
Oleh sebab itulah kami angkat judul
ini mengingat agar kaum muda penerus bangsa dapat mempertahankan kearifan lokal
yang sudah dari dulu ada seiring dengan perkembangan zaman dan globalisasi saat
ini. diharapkan agar anak muda di Indonesia tidak terlena dengan perkembangan
zaman yang serba praktis di dunai yang super canggih dan sudah modern akibat
berkembangnya dunia teknoligi dan informasi.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan kearifan lokal?
- Apa saja contoh kearifan lokal yang ada di
Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
- Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan kearifan lokal
- Untuk Mengetahui contoh kearifan lokal yang ada di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kearifan
Lokal
Menurut bahasa, keafiran lokal terdiri dari dua
kata, yaitu kearifan dan lokal. Di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), kearifan artinya bijaksana, sedangkan local artinya setempat.
Dengan demikian pengertian kearifan lokal menurut tinjauan bahasa
merupakan gagasan-gagasan atau nilai-nilai setempat atau (lokal) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti
oleh anggota masyarakatnya di tempat tersebut.
Menurut Putu Oka Ngakan dalam Andi M. Akhmar dan
Syarifudin (2007) kearifan local merupakan tata nilai atau perilaku hidup
masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara
arif. Maka
dari itu kearifan lokal tidaklah sama pada tempat dan waktu yang berbeda dan
suku yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh tantangan alam dan kebutuhan
hidupnya berbeda-beda, sehingga pengalamannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
memunculkan berbagai sistem pengetahuan baik yang berhubungan dengan lingkungan
maupun sosial. Sebagai salah satu bentuk perilaku manusia, kearifan lokal
bukanlah suatu hal yang statis melainkan berubah sejalan dengan waktu,
tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya yang ada di masyarakat.
Sementara itu Keraf (2002) menegaskan bahwa kearifan lokal
adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat
kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam
komunitas ekologis. Semua bentuk kearifan lokal ini dihayati, dipraktekkan,
diajarkan dan diwariskan dari generasi ke generasi sekaligus membentuk pola
perilaku manusia terhadap sesama manusia, alam maupun gaib.
Selanjutnya Francis Wahono (2005) menjelaskan bahwa
kearifan lokal adalah kepandaian dan strategi-strategi pengelolaan alam semesta
dalam menjaga keseimbangan ekologis yang sudah berabad-abad teruji oleh
berbagai bencana dan kendala serta keteledoran manusia. Kearifan local tidak
hanya berhenti pada etika, tetapi sampai pada norma dan tindakan dan tingkah
laku, sehingga kearifan lokal dapat menjadi seperti religi yang memedomani
manusia dalam bersikap dan bertindak, baik dalam konteks kehidupan sehari-hari
maupun menentukan peradaban manusia yang lebih jauh.
.
Dari definisi-definisi
itu, kita dapat memahami bahwa kearifan lokal adalah pengetahuan yang
dikembangkan oleh para leluhur dalam mensiasati lingkungan hidup sekitar
mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan
memperkenalkan serta meneruskan itu dari generasi ke generasi. Beberapa bentuk
pengetahuan tradisional itu muncul lewat cerita-cerita, legenda-legenda,
nyanyian-nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atau hukum setempat.
2.2 Contoh nyata
Kearifan Lokal di dalam sebuah masyarakat
1. Kearifan
Lokal di Propinsi Bangka Belitung
a. Rumah Adat

Rumah
Rakit merupakan salah satu rumah adat tradisional yang berasal dari Kepulauan
Bangka Belitung. Rumah tradisional ini merupakan salah satu rumah adat
dari Sumatera Selatan. Adanya rumah rakit di Sumatera Selatan tidak lepas dari
keberadaan sungai terbesar di Sumatera Selatan yaitu Sungai Musi.
Rumah
rakit ini merupakan rumah tertua di Palembang, bahkan diduga sudah ada sejak
zaman Kerajaan Sriwijaya. Pada zaman kesultanan, semua warga asing diharuskan
menetap dirumah rakit ini, termasuk warga Inggris, Spanyol, Cina dan Belanda.
Bahkan kamar dagang Belanda didirikan diatas sungai musi ini lengkap dengan
gudangnya. Rumah rakit selain digunakan sebagai tempat tinggal juga digunakan
untuk kegiatan ekonomi.
Rumah
rakit dibuat dengan bahan utama adalah bambu. Bambu manyan adalah jenis bambu
yang digunakan sebagai pelampung rumah rakit. Selain tahan lama juga bentuknya
yang besar-besar sehingga banyak dipergunakan untuk rumah rakit. Selain bambu,
rumah rakit juga sebagian menggunakan balok kayu sebagai pelampung.
b. Atraksi / event budaya
1) Mandi Belimau

Mandi Belimau adalah tradisi menyambut bulan Ramadhan oleh masyarakat Melayu khususnya masyarakat Bangka
Belitung dan Riau.
Tradisi mandi
Belimau merupakan tradisi yang dilaksanakan turun-temurun hingga saat ini.
Mandi Belimau
artinya pencucian atau pensucian lahir dan batin menggunakan air limau. Di Bangka Belitung, tradisi mandi
Belimau sudah ada sekitar 300 tahun yang lalu dan sempat berhenti.Namun,
tradisi ini dijalankan lagi sejak 8 tahun yang lalu.
2) Selikur
Selikur adalah tradisi di Bangka
Belitung pada saat satu minggu sebelum Hari Raya Idul Fitri. Selama satu
minggu sampai malam Takbiran orang-orang di Bangka Belitung menghidupkan lampu minyak di depan rumah mereka. Biasanya pada hari
pertama, lampu minyak yang dihidupkan satu buah, kemudian bertambah satu lagi
pada hari keduanya. Begitu seterusnya sampai pada hari ketujuh atau malam takbiran
lampu minyak yang dihidupkan sebanyak tujuh buah. Pada masa sekarang, sering
sekali diadakan perlombaan kreasi lampu likur antar desa di Bangka Belitung.Ada yang dibentuk
menyerupai masjid dan sebagainya, biasanya lampu likur hasil
kreasi warga ini diletakkan di pintu gerbang desa masing-masing.
c. Pakaian tradisional

Kain cual adalah kain tenun tradisionalBangka Belitung. Kain cual dibuat seperti kerajinan
songket, namun yang motifnya adalah tenun ikat. Motif tenun cual antara lain susunan
motif corak penuh (Penganten Bekecak), dan motif ruang
kosong Jande Bekecak). Cual
Bangka dahulu dikenal dengan nama Limar Muntok.
d. Senjata Tradisional
1) Parang Bangka

Parang bangka bentuknya seperti layar kapal. Alat ini digunakan terutama untuk
perkelahian jarak pendek. Senjata ini mirip dengan golok di Jawa,
namun ujung parang ini dibuat lebar dan berat guna meningkatkan bobot supaya
sasaran dapat terpotong dengan cepat. Parang yang berdiameter sedang atau
sekitar 40 cmjuga
dapat digunakan untuk menebang pohon karena bobot ujungnya yang lebih
besar dan lebih berat.

Kedik adalah alat tradisional yang
digunakan sebagai alat pertanian. Alat ini digunakan di perkebunan terutama di
kebun lada.
Dalam menggunakannya si pemakai harus berjongkok dan bergerak mundur atau
menyamping. Alat ini digunakan dengan cara diletakkan pada tanah dan ditarik ke
belakang. Alat ini efektif untuk membersihkan rumput pengganggu tanaman lada.
Kedik biasanya digunakan oleh kaum wanita karena alatnya kecil dan relatif
lebih ringan.
e. Alat Musik
1) Suling

Suling adalah alat musik dari keluarga alat
musik tiup kayu atau
terbuat dari bambu. Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat
musik lainnya dengan baik.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau
campuran keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat dari
nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
2) Rebana

Rebana (bahasa Jawa: terbang) adalahgendang berbentuk bundar dan pipih yang merupakan khas suku melayu. Bingkai berbentuk
lingkaran terbuat dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk
ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia,Brunei, Indonesia dan Singapura sering memakai rebana bersama gambus digunakan untuk mengiringi tarian zapin. Rebana juga
digunakan untuk melantunkan kasidah danhadroh. Di bumiayu, rebana juga
dijadikan sebagai lambang kota tersebut.
f. Tarian Tradisional
1) Tari Zapin

Tari Zapin berasal dari bahasa arab yaitu
"Zafn" yang mempunyai arti pergerakan kaki cepat mengikut rentak
pukulan. Diperkirakan berasal dari Yaman, Zapin merupakan khazanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh Arab.
Tarian tradisional ini
bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu
zapin yang didendangkan.Musik pengiringnya terdiri atas dua alat yang utama
yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh gendang
kecil yang disebut marwas.
Tari Zapin
sangat ragam gerak tarinya, walaupun pada dasarnya gerak dasar zapin-nya sama,
ditarikan oleh rakyat di pesisir timur dan barat Sumatra, Semenanjung Malaysia, Sarawak, Kepulauan Riau, pesisirKalimantan dan Brunei Darussalam.
2) Tari Campak

Tari Campak merupakan tarian dari daerahBangka-Belitung yang menggambarkan keceriaan bujang
dan dayang di Kepulauan
Bangka Belitung.
Tarian ini biasanya dibawakan setelah panen padi atau
sepulang dari ume (kebun).
Tari ini digunakan juga sebagai hiburan dalam berbagai
kegiatan seperti penyambutan tamu atau pada pesta pernikahan di Bangka
Belitung.
Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari
Campak antara lain akordiondan pakaian pada penari
perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa.
g. Upacara Adat
1) Rebo Kasan

Upacara
Adat Rebo
Kasan adalah salah satu
ritual masyarakat Melayu pesisir pantai di Kabupaten Bangka yang
akulturasi dari nilai-nilai religius, mitos, dan legenda nenek moyang.
Inti
Upacara Rebo Kasan adalah Ritual Tolak Bala (musibah)
sekaligus harapan para nelayan agar hasil tangkapannya
melimpah. Masyarakat percaya bahwa pada hari Rabu di akhir
bulan Shafar, Tuhan menurunkan bencana sejak terbit fajar
hingga terbenam matahari sebanyak 32.000 bencana baik besar maupun
kecil..
Keunikan
upacara ini adalah peserta ritualnya yang semuanya menggunakan jubah putih,
kecuali tokoh agama (Islam) yang menggunakan jubah putih dan surban, dan aparat pemerintah yang menggunakan seragam dinas.
Ritual
Rebo Kasan dilaksanakan di Desa Air Anyer, Kecamatan Merawang, Kabupaten
Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Upacara ini dilaksanakan pada
setiap hari Rabu terakhir dalam bulan Shafar.
h. Tradisi Adat
1) Sepintu Sedulang

Tradisi Nganggung Sepintu Sedulang
merupakan tradisi gotong royong masyarakat dengan membawa makanan yang
diletakkan dalam dulang dan ditutup dengan tudung saji yaitu tutup dulang yang
terbuat dari daun mengkuang atau daun pandan hutan.
Kegiatan nganggung ini biasanya
dilaksanakan di masjid atau di balai desa. Dan kegiatan ini menjadi tradisi
masyarakat Bangka Belitung yang secara turun – temurun terpelihara.
i. Aksara
1) Abjad Jawi
Abjad Jawi (Arab: جاوي Jawi) (atau Yawi di daerah Patani, Gundhil di daerah Jawadisamping Pegon, Jawoë di daerah Aceh) adalah abjad Arab
yang diubah untuk menuliskan Bahasa Melayu. Abjad ini
digunakan sebagai salah satu dari tulisan resmi di Brunei, dan juga di Malaysia,Indonesia, Patani dan Singapura untuk keperluan religius dan pendidikan. Zaman dahulu, abjad Jawi memainkan peranan penting dalam
masyarakat. Abjad ini digunakan sebagai media perantara dalam semua urusan tata
usaha, adat istiadat, dan perdagangan. Selain itu, pernyataan kemerdekaan 1957 bagi
negara Malaysia sebagian juga tertulis dalam aksara Jawi.
j. Lagu daerah
1) Lagu Yok Miak
Lagu ini menceritakan tentang Gotong Royong.
Telah menjadi tradisi di masyarakat Bangka dalam hal berkerja selalu
bergotong-royong. Inilah bentuk dari semboyan Negeri
Sepintu Sedulang itu. Masyarakatnya Saling berkerja-sama untuk
mencapai suatu tujuan dengan kerja keras dan susah senang ditanggung
bersama-sama. Lagu ini sering
dinyanyikan pada saat panen lada oleh masyarakat setempat.
k. Suku daerah
1) Suku Melayu

Melayu Indonesia (Melayu dan Indonesia. Abjad Jawi:
ملايو ايندونيسيا) adalah Orang Melayu yang
tinggal di Indonesia. Indonesia merupakan populasi orang Melayu terbanyak
kedua setelah Malaysia. Secara historis, Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayuyang
dituturkan di Riau dan Kepulauan Riau.
Ada sejumlah kerajaan Melayu di Indonesia yang berada di pulau Sumatra dan Kalimantan.
Ada beberapa kerajaan Melayu yang terkenal di antaranya adalah Sriwijaya, Kesultanan Deli, Kesultanan
Johor-Riau dan Kesultanan Sambas.
l. Seni patung
1) Batu Satam

Di pusat kota Tanjung Pandan
di simpang lima akan terlihat tugu yang di bagian atasnya terdapat batu
satam.Batu satam ini batu yang ditemui di Belitung sehingga dijadikan ikon kota
Tanjung Pandan ini.
Batu satam ini memang sulit
ditemui karena terbentuknya sejalan dengan jatuhnya meteorit ke bumi.
Padahal sebenarnya batu satam
itu adalah pecahan dari permukaan bumi yan terkena hantaman keras luar biasa
dari meteorit yang jatuh dari luar angkasa.
Saat meteorit menghantam
permukaan bumi maka tanah akan terburai dan memecahkan permukaan bumi.
Dan setelah itu akan
mengalami pelelehan dan terus membeku kembali. Hasil bekuan itulah yang akan
menjadi batu satam.
2) Patung Dewi Kwam
Im
Patung Dewi Kwan Im adalah salah satu patung agama Buddha
yang mencerminkan sikap welas asih.
Patung yang memili ketinggian hingga 22,8 meter ini didirikan
di Vihara Avalokitesvara yang berlokasi di pusat kota Pematang Siantar atau
jalan sipiso-piso Provinsi Sumatra Utara.
Patung yang diimpor langsung dari China ini dibangun hamir 3
tahun lamanya.
Patung Dewi Kwan Im ini akhirnya diresmikan pada tanggal 15
November 2005.
Patung Dewi Kwan Im di vihara ini terletak di lantai dua.
Jadi sebelum menuju
area patung ini kit aharus menaiki anak tangga terlebih dahulu.
m. Seni kerajinan tangan
1) Songkok \ Kopiah resam

Songkok
atau Kopiah Resam Tanaman resam ini banyak sekali tumbuh di hutan bangka
seperti terdapat di kebun-kebun, pinggiran jalan dan sebagainya. Resam
sejenis paku pakuan tapi bukan paku tembok atau paku besi. Hidup di dataran rendah dan sedang . Pembuatan
kopiah resam cukup memakan waktu yang cukup lama, karena harus melewati
beberapa proses pengerjaan mulai dari memilah resam yang berkualitas - proses
pengerikan - proses penyanyaman, yang semua itu perlu ketekunan dan kesabaran
luar biasa.Di pulau bangka, anda dapat menemukan pengerajin kopiah resam di
desa pedindang (pangkalpinang), payung (bangka selatan) dan sangir (bangka
tengah).
2) Souvenir antik dari timah

Sebuah karya unik dan ukiran bernilai seni tinggi
ditawarkan kedalam bentuk sourvenir yang terbuat dari perak. Berbeda
dengan Yogyakarta, Bangka Belitung juga memiliki sourvenir cantik yang terbuat
dari olahan biji dan pasir timah selanjutnya dibentuk menjadi product yang
memiliki nilai seni yang tinggi oleh tangan tangan profesional. Souvenir yang
terbuat dari timah ini dapat anda temui dikota kota yang ada di bangka
belitung.
n. Seni tradisional
1) Beripat beregong

Beripat beregong
ini biasanya dapat ditemui saat pelaksanaan tradisi tahunan Marastaun di
Belitung.
Seni bela diri ini, memulai permainannya pun tidak mudah karena
harus ada persiapannya cukup banyak, mulai dari selamatan sampai pembangunan
rumah tinggi sekitar 6-7 meter.
Dikisahkan, pada
zaman dahulu, di Keleka’ Gelanggang tinggallah seorang gadis. Pada zamannya ia
bisa dikatakan yang tercantik.
Kecantikan si gadis
itu telah membuat para pemuda baik dari Keleka’ Gelanggang, maupun keleka’ lain
sekitarnya, untuk mempersuntingnya sebagai isteri.
Namun, lantaran
banyaknya lamaran datang, orang tua si gadis kesulitan memutuskan siapa pemuda
yang patut diterimanya sebagai menantu. Selain itu, orang tua si gadis tahu
bahwa sebagian besar pelamar itu memiliki ilmu tinggi.
o. Seni teater / pertunjukkan
1) Dul muluk

Dul muluk adalah teater tradisional yang berkembang di Sumatera Selatan.
Konon, seni pertunjukan ini bermula dari syair Raja Ali Haji, sastrawan yang
pernah bermukim di Riau.
Nah, karya sang raja ini terkenal dan menyebar hingga Palembang.
Dalam dul muluk terdapat lakon, syair, lagu-lagu Melayu, dan lawakan.
Adapun bentuk pementasan dul muluk serupa dengan lenong dari masyarakat Betawi
di Jakarta.
Akting di panggung dibawakan secara spontan dan menghibur.
Penonton pun bisa membalas percakapan di atas panggung. Bedanya sudah
pasti di bahasa yang digunakan.
Kalau lenong menggunakan bahasa Betawi, dul muluk menggunakan bahasa
Melayu dan bahasa Palembang.
Dul muluk biasanya dipentaskan setiap ada pesta pernikahan. Kadang kala
dul muluk bisa diadakan semalam suntuk.
Meski sempat kehilangan pamor, dun muluk kini kembali dilestarikan oleh
generasi muda melalui pementasan di sekolah-sekolah
p.
Makanan tradisional
1) Rusip

Rusip adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar ikan bilis yang
dicuci bersih dan diriskan secara steril, kemudian dicampur dengan garam yang
komposisinya seimbang.
Di samping itu
ditambahkan juga air gula kabung agar aroma lebih terasa, kemudian disimpan
sampai menjadi matang tanpa proses pemanasan. Adonan ini harus ditutup dengan
wadah yang rapat agar tidak tercampur dengan benda asing apapun.
Dahulu biasanya proses adonan ini ditempatkan dalam guci
yang bermulut sempit. Suhu ruangan harus dijaga.
Makanan ini dapat dimasak dulu atau dimakan langsung dengan
lalapan.
2) Teritip

Tetirip adalah sejenis tiram kecil yang biasanya hidup di tepi pantai
dan melekat pada bebatuan. dagingnya sangat kecil tetapi memiliki rasa da tekstur
seperti tiram pada umumnya biasanya dimakan segar atau di asinkan dengan garam
jika ingin disimpan.Teritip sangat nikmat jika ditambahkan dengan cabe merah
dan jeruk kunci (sejenis jeruk asam khas Bangka ) .
3) Calok

Terbuat dari udang kecil segar yang disebut
dengan udang cencalo/rebon. Udang dicuci bersih dan dicampur dengan garam
sebagai pengawet agar tahan lebih lama. sangat cocok untuk teman lauk nasi
hangat dengan lalapan ketimun, tomat dan sayuran segar lainnya.
Calok juga enak sebagai campuran omelete
telur, rasanya akan lebih gurih dan nikmat.
q. Bahasa daerah
Bahasa Melayu Bangka adalah bahasa yang
dituturkan di Pulau Bangka, Indonesia. Pada tahun 2000, Jumlah penutur
bahasa ini mencapai 340.000.
Beberapa dialek bahasa ini
diantaranya: dialek Bangka utara, dialek Bangka Selatan, dialek Bangka Tengah,
dan dialek Lom atau Belom atau Mapor.
Adanya perubahan dalam pengucapan ini
memudahkan bagi kita untuk mengenal apakah seseorang itu berasal dari Bangka
bagian barat atau bagian utara, bagian tengah ataukah bagian selatan.
Dengan keadaan ini, maka
bahasa-bahasa itu dapat digolongkan sebagai berikut.
1) Bahasa
Mentok
Bahasa ini dipergunakan
oleh penduduk Bangka bagian barat. Biasanya pengucapan a berubah menjadi é,
seperti bahasa Melayu dipergunakan di Malaysia Konon. menurut sejarah orang
Mentok ini berasal dari Johor dan Siantan yang datang pada abad ke-18.
2) Bahasa
Belinyu
Bahasa ini dipergunakan
oleh penduduk Bangka bagian utara. Pengucapan vokal a berubah menjadi o, hampir
sama dengan bahasa Palembang sehingga ”apa” menjadi ”apo”.
3) Bahasa Orang
Lom
Bahasa ini dipergunakan
oleh orang-orang Mapur yang berdiam di bagian utara. Menurut cerita, sebelum
tahun 1850 orang Mapur dinamakan orang Lom oleh penduduk Bangka lainnya karena
orangnya belum beragama.
Bahasa daerah Bangka
dipengaruhi pula oleh bahasa Jawa yang masuk pada masa Kerajaan Majapahit
berkuasa di daerah tersebut.
Di provinsi ini juga
digunakan bahasa Melayu Belitung. Pulau Belitung
lebih dekat dengan Pulau Kalimantan sehingga bahasa penduduknya dipengaruhi
oleh wilayah tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Penutup
Segala puji bagi Allah swt. Sebagai dzat Yang Maha
segalanya, sesungguhnya hanya kepada – Nya memohon pertolongan, ampunan, dan
petunjuk. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan
perilaku. Shalawat serta salam penulis haturkan kepangkuan Nabi akhir zaman
Rasulullah Muhammad SAW.
Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah, penulis
dapat menyelesaikan naskah Makalah Kearifan lokal
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
ini. Sungguh kecongkakan intelktual bilamana penulis menganggap bahwa Makalah Kearifan Lokal yang penulis susun sempurna dan bersifat final.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karenanya saran, kritik, dan masukkan yang bersifat konstruktif dari pembaca
sangat saya harapkan demi tercapainya kesempurnaan Makalah ini di masa mendatang.
Akhirnya tak lupa penulis menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga penulisan Makalah
ini dapat terselesaikan dengan jalan yang sesuai
prosedur dari seorang guru. Semoga semua pihak tanpa disebut namanya,
mendapatkan balasan yang baik dan setimpal. Semogas Makalah
Kearifan Lokal Propinsi Kepulauan Bangka Belitung ini bermanfaat bagi kita semua dan tentunya selalu
mendapat Hidayah dan Maghfirah dari Allah Rabbul Izzaty. Amin
Ya Robbal’ Alamiiin.

No comments:
Post a Comment